Malam
yang sungguh gelap itu, menyelimuti seluruh sekolah. Suasana sungguh hening. Kemudian,
angin berhembus kencang, seiring dengan pintu gerbang yang terbanting cukup
keras. Rupanya ada seorang perempuan yang membanting pintu gerbang itu. Ia
berlari tunggalangan menyusuri lorong. Lalu, ada sosok yang menyusul masuk,
mengerjar perempuan itu. ketika sosok itu sudah tidak terlihat dan jauh
tertinggal, perempuan itu pun masuk kedalam lab biologi untuk bersembunyi.
“Sayang…~ dimana kamu Sayang~”panggil
sosok itu. sontak Perempuan itu bersembunyi dibawah meja yang berada dipojok
ruangan. Namun, karena dilanda kepanikan, pintu lab lupa ia tutup.
Sosok itu pun langsung mengetahui
keberadaannya. Setelah ia masuk kedalam lab, ia hadang pintunya dengan meja.
Lalu ia menggeledah seluruh lab. Semua Lemari ia buka. semua meja ia
putarbalikan satu demi satu. Sampailah di meja terakhir, ia melangkah perlahan.
Langkah demi langkah ia mendekati meja itu. Dengan satu tarikan kuat, ia menghempaskan
meja itu. Namun, perempuan itu tidak ada disana. Sosok itu kebingungan. Ketika
hendak menoleh kebelakang, tiba-tiba perempuan itu muncul dan menyerang sosok
itu beberapa kali dengan pisau. Alhasil sosok itu mendapat sebuah luka di
telapak tangannya. Tapi, usahanya sia-sia. Sosok itu langsung menggenggam
tangannya, mengambil pisaunya dan langsung menggeretnya hingga menghantamnya
ketembok. Perempuan itu tidak berdaya, meringkung sambil gemetar di sudut
ruangan.
“jangan…!!! “teriak perempuan itu. Perlahan sosok itu
menghampirinya. Ditusukannya pisau tersebut ke dada perempuan bergaun merah itu.
Seketika itu juga Denny kaget dan terbangun dari mimpi buruknya. Hadi, sahabat
sekaligus teman sekolah Denny yang duduk
persis disampingnya pun ikut kaget dibuatnya. Jantung bertegup kencang,
keringat bercucuran, wajahnya tampak seperti habis dikejar setan. Dengan
mengembalikan mata yang berkunang-kunang, ia berusaha memfokuskan pandangannya kesimbol
yang ada di baju hadi. lama kelamaan, simbol di kaos biru itu pun mulai
terlihat jelas.
“kenapa lu, kemasukan setan?”tanya hadi
“barusan gua mimpi buruk”jawab denny
“lagian malah tidur, gua lagi ngomong juga”kata hadi kesal.
“oiya, tadi ampe mana?abis lu ditolak cewe, trus ngapain
lagi kemaren?”kata denny sambil masih mengucurkan keringat dingin.
“males ah, ngulang lagi kampret”ucap hadi, jengkel.
“eh, gimana hasil foto lu pas kita hunting kemaren? Gua
pengen liat dong”kata denny, mengalihkan pembicaraan sekaligus menenangkan
diri. Hadi dan Denny memang aktif dalam komunitas Fotografi di sekolah mereka.
“ambil aja tuh di kamar
gua”kata hadi sambil menunjuk kearah kamar.namun, fokus denny malah tertuju
ketangan hadi. Ia melihat tangannya diselimuti oleh perban, padahal saat
hunting foto kemarin sore, tangannya masih baik-baik saja.
“kenapa tangan kanan lu Di?”ucap denny, menatap tangan hadi,
“oh ini, semalem gua masak, kena piso, gini dah
jadinya”jelas hadi. Mendengar itu, Denny pun mengerenyitkan dahi, menunjukan
kebingungannya, karena memang ia tidak pernah melihat Hadi memasak sebelumnya.
Namun, mungkin karena masih syok, hal ini memicu sikap Paranoid-nya. Ia
berasumsi sosok yang ada dimimpinya itu adalah hadi, dikarenakan kondisi tangannya
yang sama-sama terluka. “ah, sepertinya tidak mungkin”ucap Denny, dalam hati.
“ya udah, gua ngambil kamera lu dulu yak”kata Denny,
beranjak dari kursinya.
Ketika sampai didepan pintu kamar
hadi, tiba-tiba terdengar suara samar-samar, seperti sedang memanggilnya. Suara itu semakin dekat dan
semakin jelas”hadiii..hadiii…dimana kamu Nak”. Lalu keluarlah seseorang dari tangga.
Oh ternyata itu hanyalah ibunya hadi. ibu Hadi menghampirnya sambil tersenyum.
“Eh, udah bangun”ucap ibu hadi sambil mengadahkan tangannya,
dibahu denny.
“i..iya tante, ini mau ke kamarnya hadi, ngambil kamera.” Jelas
Denny. Ibu hadi hanya menatapnya sambil mengerutkan dahi, menampakan kebingungan.
“ooohh…ya ya ya silahkan, nak ”ucap ibu hadi, seperti baru paham
akan sesuatu. Ibu hadi terus memperhatikannya sampai masuk kekamar hadi, sambil
tersenyum.
Tanpa pikir panjang, Denny langsung
masuk kekamar,kemudian mencari kamera itu. ia mencari di meja belajar, dibawah
kasur sampai laci lemari pakaian. Kamera hadi akhirnya ia temukan. Lalu, ia
duduk dikasur dan mulai melihat Foto-foto yang ada di kamera itu. Foto demi foto ia lihat. Setelah melihatnya,
sejenak ia terdiam, ia merasa ada yang aneh dengan foto-foto itu, kemudian ia pun melihat foto-foto itu
kembali.
Setelah 5 kali ia memeriksa foto-foto
Tersebut, baru ia menyadari. Semua foto yang ada dikamera itu. Sama persis
dengan foto-foto yang ia ambil dengan kamera Denny kemarin. Dari angle,
pencahayaan dan objek, semuanya sama persis. Keanehan pun berlanjut. Denny
berhenti disatu foto. satu-satunya foto, yang ia rasa tidak pernah mengambilnya.
Ini adalah foto kamar hadi, tempat ia sedang berada sekarang. Tapi bukan itu
yang menjadikan foto ini aneh. Melainkan kondisi kamar di foto tersebut.
Kamar itu sungguh berantakan, darah
ada dimana-mana , lemari terbuka dan isi lemari itu berantakan. Lalu, ada
sesuatu di dalam lemari tersebut. Sesuatu yang membuat denny mendekatkan wajahnya kekamera. Setelah ia
cermati, Sontak ia kaget. Ternyata Ia melihat ada seseorang yang mengenakan
gaun, terbaring lunglai didalam lemari. kemudian melirik Lemari tersebut. lalu,
Dengan rasa penasaran yang tinggi, ia memberanikan diri membuka lemari itu.
Dengan sekali tarikan, Laci terbuka
lebar. dia melihat jelas isi lemari tersebut. Tiba-tiba ia bangkit dari kasur
dan mundur perlahan dari depan laci tersebut. ia panik dan kebingungan, menoleh
kekanan dan kekiri dengan cepat melihat sekitar. Suasana kamar hadi berubah,
yang tadinya remang-remang menjadi terang. Semua menjadi serba putih. kasur
yang empuk berubah menjadi usungan yang berlabel nama hadi,lengkap dengan
kateter urine . karpet yang halus menjadi
keramik yang keras. Yang tadinya tembok berlapis wallpaper, malah
menjadi bata bersemen. Pintu berubah menjadi jeruji besi, Denny dilanda
kebingungan.
Karena mundur terlalu jauh. Ia pun
tak sengaja menabrak cermin yang menempel tembok. Sontak ia berbalik dan
menatap kecermin. Kebingungannya bertambah setelah melihat refleksinya di
cermin tersebut. kemeja yang semula ia pakai berubah menjadi kaos biru gombrong.
Celana jeans mahal, berubah menjadi celana gombrong biru bergaris hitam. Ia mendekatkan
wajahnya kecermin itu. ia menatap pantulan wajah, sambil mengelus-eluskannya
dengan tangan. Lambat laun ia sadar. tangannya yang sedang mengelus wajahnya
itu, dalam kondisi diperban. Rasa bingung dan penasaran memenuhi kepalanya, kemudian membuka perban itu.
lalu ia melihat telapak tangannya
terluka, SEPERTI TERSAYAT PISAU.
STORY BY : ACHMAD CENDANU TRINOSUDI
FOR MORE UPDATE, ADD MY INSTAGRAM : @danu_ace