Malam itu sungguh berawan. Bu
susi masih lembur diruangannya. Maklum minggu-minggu
ini ibu susi sedang mengurusi soal-soal, untuk
tes anak-anak. Jam sudah menujukan pukul tujuh malam, tinggal beberapa
map yang harus diisi soal-soal. Ia tidak menyangka akan sampai semalam ini.
tapi apa boleh buat, ibu husni dan ibu ani yang harusnya membantu, terpaksa
pulang karena keluarga mereka terkena musibah.
Sebagian besar map sudah ibu susi
periksa. Bu susi ingin buang air besar, ia pun pergi kekamar mandi. Beberapa
menit kemudian, ia pun kembali. Ketika melihat mejanya, Alangkah terkejutnya bu
susi. map-mapnya berserakan dilantai, Padahal sebelumnya tertata rapih. Ia
berpikir, mungkin ini hanya perbuatan kucing. Bu susi berfikir demikian, karena
di ia menemukan bekas jejak kaki kucing diantar map-map itu. Kucing itu mungkin
tergodang dengan bau ikan dinampan bekas bekalnya tadi sore. Setelah meletakan earphone-nya, kemudian ia mulai
merapihkan map-map tersebut. Namun, Tiba-tiba, dari luar terdengar suara
“RAAAUUUURRRRRRRRR!!!!”seperti petir yang menggelegar, auman
itu sungguh membengkakkan gendang telinga. Sontak pergi keluar. Diluar ia
bertemu dengan satpam yang terbaring dilantai.
“pak min kenapa tiduran dilantai”kata bu susi, sambil
menguncang badan pak min. perlahan pak min bangun
“tadi abis ngejar maling bu”kata pak min.
“ih, pak min bau alkohol, kebiasaan, makanya kita sering
kecurian”kata bu susi, sambil menutupi hidungnya. “sudah, ayo ikut saya”lanjut
bu susi, kemudian berlari menuju sumber
suara itu.
*2 jam sebelumnya*
Bulan
bersinar , cahayanya menerangi gelapnya malam. Disaat seperti ini, satpam
seharusnya berpatroli mengelilingi area tersebut. tapi pak Min malah tidur di
pos satpam. Pak min memang terkenal lalai diantara satpam yang lain. Sudah 2 kali
terjadi kehilangan barang pada saat ia berjaga. dan setelah kejadian terakhir
pak min di beri SP akhir, yang berarti jika terjadi kecurian lagi maka, dia
akan dipecat. Namun, dari sikapnya sekarang, sepertinya dia tidak terlalu
peduli akan hal itu.
Malam
semakin larut, sinar bulan menghilang tertutup awan. Tiba-tiba dari arah
gerbang utama tepat didepan pos, muncul suara seperti benda besar terjatuh.
Suara itu sangat keras, membuat pak min terbangun. Dengan mata sayup –sayup ia
melihat, 2 sosok sedang berada di dekat gerbang. Lalu mereka pun berlari, karna
sadar sedang diperhatikan pak min. Dalam keadaan setengah sadar, pak min bangun
dari tempat duduknya, berusaha mengejar.
Mereka
berlari sangat cepat, pak min pun kehilangan jejak. Setelah mereka sadar pak
min tertinggal sangat jauh. Mereka memutuskan untuk bersembunyi. Lalu, Mereka pun masuk kedalam ruangan berpintu
jeruji. Sesaat setelah mereka masuk, mereka langsung berhadapan dengan seorang
yang berbadan besar. orang besar itu tiba-tiba mengayunkan tangan besarnya, dan
menghantam mereka berdua sekaligus. Mereka terhempas sampai ketembok,dan
pingsan seketika.
Satu persatu mereka pun bangun.
Mereka tidak bisa bergerak karena terikat dikursi. Lalu, orang yang besar tadi
pun datang. Dia membawa 2 buah piring. Setelah Piring-piring itu ditaruh diatas
meja. Isi piring pun terlihat dengan jelas, itu adalah ikan. Sebelum sempat
berpikir lebih jauh, orang besar itu langsung menjejali mulut salah satu dari mereka
dengan ikan tersebut. setengah dari ikan itu tidak bisa masuk. Ikan itu
dimuntahkan olehnya lalu terjatuh kelantai. “KRAK!!”suara lantai pecah. Kemudian
orang besar itu mengambil ikan tersebut. Ketika orang itu bersiap menjejali mulutnya dengan ikan
itu kembali, ia menggeleng-gelengkan kepalanya. lalu, orang besar itu langsung
menjejalinya kembali. Ia pun berusaha melawan. Namun usahnya sia-sia, setengah
dari ikan itu berhasil masuk kemulutnya. Ikan itu sepertinya keras, karena ia
tidak berhasil menggigitnya dan tersangkut dimulutnya.
Lalu orang besar itu berusaha
mendorong masuk ikan itu. Dan tiba-tiba dia mengayunkan tangannya, lalu memukul
kearah ikan tersebut. ikan itu pun berhasil masuk kemulutnya, sontak maling itu
meletot dan tertunduk. Dan terlihat dengan jelas ikan itu tembus hingga
kebagian belakang kepalanya. Darah segar mengalir dari lubang dikepalanya
hingga membanjiri seluruh meja. Melihat pemandangan mengerikan itu yang satunya
lagi menggelepar, berusaha melepaskan diri. Tidak berhasil melepaskan diri, ia
malah terjatuh dalam kondisi masih terikat dengan kursi. Ia menggelepar kembali
ketika orang besar itu menghampirinya. Namun usaha itu sia-sia. Orang besar itu
pun mengembalikan posisi kursinya. Lalu mengambil ikan dipiringnya dan berusaha
melakukan hal itu lagi kepada maling yang kedua. Sebelum hal itu terjadi dengan
cepat tangan orang besar itu digigit olehnya. “RAAAUUUURRRRRRRRR!!!!” teriak
orang besar itu, seperti guntur yang
bergemuruh. sontak ia melempar maling itu ketembok. Lalu mencengkram kepala
maling itu dengan tangannya yang besar. kepala maling itu pun pecah, isi kepalanya
berceceran kemana-mana.
kemudian, muncullah 2 sosok manusia yang datang dari pintu jeruji.
Dan Ternyata, 2 sosok itu adalah bu susi dan pak min. raksasa itu langsung
berlari kearah mereka merentangkan kedua tangannya seperti berusaha menerkam. namun,
orang itu malah memeluk bu susi
“ada apa ini eric?”Tanya bu susi. Sambil mengelus-ngelus
orang besar itu
“sebenarnya aku ingin memberi mereka makan, tapi salah satunya
menggigitku”kata orang besar itu, sambil menangis.
Walaupun perbuatan eric salah, tapi bu susi mengerti maksud baik
eric. Ia pun mengakui kejadian ini sungguh tragis, dalam hati ia berkata
“sungguh malang nasib kucing-kucing ini”
STORY BY : ACHMAD CENDANU (IG : @danu_ace)
CHAPTER SEBELUMNYA, AKAMI ( https://danu-ace.blogspot.co.id/2017/04/malamyang-sungguh-gelap-itu-menyelimuti_6.html )